Apa yang dimaksud dengan controller level callbacks dalam Juknis DAK SD 2015
Bila kita membaca spesifikasi petunjuk teknis DAK Sekolah dasar 2015, kita akan menjumpai sebuah kalimat yang berbunyi "mempunyai fitur controller level callback" pada satu baris spesifikasinya. Oleh karena itu kami memcoba sedikit membahas mengeni istilah ini.
Controller level callbacks adalah sebuah istilah dalam pemrogramman web berbasis MVC (Model - View - Comtroller).
Biasanya, kemampuan ini dibutuhkan pada web site yang memberikan layanan game online untuk menangkap aktifitas yang dilakukan oleh perngguna sehingga server bisa memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan, sederhananya seperti : memutar ulang, stop, menampilkan episode game lainnya, mencatat skor, dan lain-lain. Jadi bisa dikatakan bahwa controller level callbacks dalam pemrogramman MVC adalah kemampuan untuk menerima dan memanggil fungsi-fungsi dari sebuah objek media (biasanya berbentuk file SWF atau FLV) melalui controller.
Interaksi antara controller dengan media bersifat spesifik, jadi harus dibuatkan standar-standar jenis data dan tindakan yang harus dilakukan yang bersifat umum yang harus diikuti dan dipatuhi oleh semua media interaktif yang akan ditampilkan agar server bisa menangkap dan mengeksekusi pesan yang diberikan.
Bagi programmer MVC, fitur ini adalah standar dan sudah ada pada framework yang digunakan. Framework CodeIgniter dan Angular misalnya, sudah menanamkan kemampuan ini dalam modul helper atau librarynya sehingga pemrogram tinggal memanfaatnkannya pada Controller yang dibuat.
Apabila server diberikan kemampuan untuk menerima upload berbagai media bukan yang dibuat oleh pengembang aplikasi server, maka penyediaan fasilitas ini adalah sia-sia karena pembuat media interaktif pembelajaran belum tentu menggunakan data yang sama atau malah tidak membutuhkan sama sekali fasilitas ini.
Dalam aplikasi pemrograman media pembelajaran atau konten pembelajaran interaktif perpustakaan digital fungsi ini bisa dikatakan tidak terlalu bermanfaat dan diperlukan karena interaksi antara pengguna dengan server lebih terbatas pada kebutuhan PLAY - STOP - dan RESUME.
Jadi menurut kami, penggunaan istilah controller level callbacks pada juknis simdik DAK Sekolah Dasar 2015 mungkin untuk membingungkan tetapi sekaligus blunder, alias kebodohan pembuat spesifikasi yang tidak mengerti istilah komputer sehingga memasukan dan mengakui fitur framework sebagai fitur perangkat lunak e-Content buatannya.
Komentar
Posting Komentar